Muhammad Fadhlan Syaifudin
NIM: 151410507
Ushuluddin 5B
Institut PTIQ Jakarta
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Langkah dalam melakukan sebuah penelitian suatu hal yang sangat penting
dipahami oleh seorang peneliti, tanpa memahami langkah-langkah penelitian
suatu penyebab timbulnya kesulitan bagi peneliti dalam melakukan proses
penelitian. Maka banyak di Indonesia mahasiswa yang belum mampu melakukan
penelitian dengan baik karna kurangnya pemahaman tentang pengetahuan
penelitian.
Langkah-langkah
penelitian di bidang ilmu pengetahuan disebut juga “Metodologi Penelitian”.
Metodologi Penelitian merupakan ilmu mengenai jenjang-jenjang yang harus
dilalui dalam suatu proses penelitian. Atau ilmu yang membahas metode ilmiah
dalam mencari, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.[1]Pengetahuan (knowledge) diartikan sebagai
kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil pengunaan panca indera.
Pengetahuan bertujuan untuk mendapatkan kepastian dan menghilangkan prasangka
dari akibat ketidak pastian itu. Pengetahuan itu jika disusun secara sistematis
dengan mengunakan kekuatan pikiran, dan itu selalu dapat diperiksa dan
ditelaah/dikontrol dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya
(objektif), maka pengetahuan tersebut disebut “ilmu pengetahuan” (science).
A. Langkah-langkah Penelitian
Karena metode
Penelitian ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat
langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap
langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun
langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Pengajuan Masalah
Langkah pertama
dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah. Secara operasional
suatu gejala baru dapat disebut masalah bila gejala itu terdapat dalam sutuasi
tertentu. Sedangkan Menurut Fisher, dkk (1983), masalah diartikan senbagai:
~ Suatu
kesulitan yang dirasakan oleh seseorang;
~ Suatu
perasaan yang tidak menyenangkan seseorang atas fenomena yang ada/terjadi; atau
~ Suatu
ketidak sesuaian atau penyimpangan yang dirasakan atas apa yang seharusnya dan
apa yang ada/terjadi.
Dalam pengajuan
masalah dapat dibahas pembagiannya sebagai berikut:
a. Latar belakang masalah
Perlu disadari
pada hakikatnya suatu masalah tidak pernah berdiri sendiri dan terisolas oleh
faktor lain. Selalu terdapat konstelasi yang merupan latar belakang dari suatu
masalah tertentu apakah itu latar belakang ekonomi, sosial,politik,
kebudayanaan atau faktor-faktor lainya. Dalam penulisan usulan penelitian
(proposal penelitian) maupun laporan penelitian, sipeneliti perlu menjelaskan
hal-hal yang melatarbelakangi masalah tersebut, yakni memberikan gambaran yang
lengkap tentang latar belakang dari masalah yang diteliti. Gambaran tersebut
menunjukan bahwa masalah yang diteliti memang benar-benar penting. Dengan kata
lain, peneliti perlu mengidentifikasi situasi masalah dengan tepat dan jelas.
Jika tidak, sponsor, pembimbing, atau orang lain yang menbaca proposal
penelitiannya tidak merasa pasti atau tidak tahu mengapa masalah tersebut
diteliti.
b. Identifikasi Masalah
Merupakan suatu
tahap permulaan dari penguasaan masalah di mana suatu obyek dalam suatu jalinan
situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Contoh dalam lingkup
pemerataan kesempatan menikmati pendidikan formal dalam bidang
keagamaan/madhrasah, umpamanya maka inovasi pendidikan non formal, segera
menampakan diri sebagai suatu masalah.
c. Pembatasan Masalah
Merupakan upaya
untuk menetapkan batasan-batasan permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan
kita untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk ke dalam lingkup
permasalan dan faktor mana yang tidak. Sekiranya kita akan mengadakan studi
perbandingan antara pendidikan formal dan pendidikan non formal umpamanya, maka
ruang lingkup permasalahan itu harus dibatasi dengan mengemukakan serangkanian
pertanyaan, seperti dari segi mana studi perbandingan itu akan didekati: apakah
dari segi efisiensi, sfektifitas,ekonomi,sosiologi, kultural atau proses
belajar-mengajar.
Dengan pembatasan-pembatasan ini maka fokus masalah menjadi
bertambah jelas yang memungkinkan kita untuk merumuskan masalah dengan baik.
d. Perumusan Masalah
Merupakan upaya
untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin kita
carikan jawabanya. Atau dengan kata lain, perumusan masalah merupakan peryataan
yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti
berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Masalah yang dirumuskan dengan
baik, berarti sudah setengah menjawab. Perumusan masalah yang baik bukan saja
membantu memusatkan pikiran namun sekaligus mengarahkan juga cara berfikir
kita.
Hal-hal yang harus
diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai berikut:
1. Masalah hendaknya dapat
dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya.
2. Rumusan masalah hendaknya
singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang
akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok permasalahan.
3. Rumusan masalah hendaknya
merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari cara pemecahannya. Permasalahan
mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya dibandingkan permasalahn apakah
dosa dapat diukur.
e. Tujuan Penelitian
Pernyataan
mengenai ruang lingkup dan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah
yang telah dirumuskan.
f. Kegunaan Penelitian
Merupakan manfaat
yang dapat dipetik dari pemecahan masalah yang dapat dari penelitian.
2. Penyusunan Kerangka Teoretis
dan Pengajuan Hipotesis
Kerangka teoritis
adalah kerangka berfikir kita yang bersifat teoritis atau konsepsional mengenai
masalah yang akan kita teliti. Kerangka berfikir tersebut mengambarkan hubungan
antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diteliti. Jadi kerangka
teoritis merupakan teori yang kita buat
untuk memberikan gambaran yang sitematis mengenai masalah yang akan kita
teliti. Teori itu masih bersifat sementara yang akan kita buktikan
kebenarannya. Kebenaran dari hubungan antar konsep itu nantinya kita buktikan
dengan menguji hipotesis-hipotesis yang kita rumuskan berdasarkan hubungan
konsep-konsep tadi. Dalam hal ini hipotesis adalah jawaban sementara dari
masalah penelitian kita.
3. Pengujian Hipotesis
Setelah kita
berhasil merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari pengetahuan
ilmiah yang relevan maka langkah berikutnya ialah mengiji hipotesis tersebut
secara empiris. Artinya melakukan verifikasi apakah peryataan yang terkandung
oleh hipotesis yang diajukan tersebut didukung atau tidak oleh kenyataan yang
bersifat faktual.Masalah yang dihadapkan dalam verifikasi ini adalah bagaimana
prosedur dan cara dalam mengumpulkan dan analisis data agar kesimpulan ditarik
memenuhi persyaratan berfikir induktif. Penetapan prosedur dan cara ini disebut
juga metodologi penelitian yang merupakan persiapan sebelum verifikasi
dilakukan.
Setiap penelitian
pada hakikatnya mempunyai metode penelitian masing-masing dan metode penelitian
tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian . Maka kegiantan utama dalam
penyusunan metodologi penelitian adalah menyatakan secara lengkap dan operasional
tujuan penelitian yang mencakup bukan saja variabel-variabel yang akan diteliti
dan karakteristik hubungan yang akan diuji melaikan sekaligus juga tingkat
keumunan dari kesimpulan yang ditarik seperti tempat, waktu, kelembagaan dan
sebagainya. Berdasarkan tujuan penelitian penelitian maka kita dapat memilih
metode penelitian yang tepat beserta teknik pengambilan contoh dan teknik
penarikan kesimpulan yang relevan.
Teknik dalam
penelitian harus dipilih yang sesuai dengan perumusan hipotesis. Seperti jikan
umpamanya terdapat teknis analitis statistika yang berberbedan dalam hal dalam
menentukan perbedaan antara variabel . Sekiranya hipotesis kita menyatakan
bahwa, tidak terdapat perbedaan prestasi IPA di SD antara pendidikan formal dan
non formal, maka teknis analitis data, atau lebih tepat di rumuskan bentuk
statistika yang digunakan dalam pengjujian hipotesis. Pengajuan hipotesis dalam
kerangka teoretis cukup diekspresikan dengan hipotesis konseptual yang
dinyatakan dalam bentuk nonstatistis.
4. Hasil Penelitian
Setelah perumusan
masalah, pengajuan hipotesis dan penetapan metodologi penelitian maka sampailah
kepada langkah melaporkan apa yang kita temukan berdasarkan hasil penelitian.
Sebaiknya bagian ini betul-betul dipergunakan untuk menganalisis data yang telah
dikumpulkan selama penelitian untuk menarik kesimpulan penelitian.
Dalam membahas
hasil penelitian maka harus diingat bahwa tujuan kita adalah menbandingkan
kesimpulan dengan hipotesis yang diajukan.Secara sistematis dan terarah maka
data yang telah kita kumpulkan terdebut kita olah, deskripsikan, bandingkan dan
evaluasi apakah data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan.
Pada hakikatnaya sebuah hasil penelitian yang biak tidak berhenti pada
kesimpulan apakah sebuah hipotesis diterima atau ditolak melainkan dilengkapi
dengan evaluasi mengenai kesimpulan tersebut. evaluasi yang mencakup masalah
bisa merupakan saran-saran yang bermanfaat bagi peneliti lain yang mungkin
berminat untuk mengkaji masalah itu lebih lanjut.
Daftar Pustaka
Adi, rianto. Metodologi penelitian sosial dan hokum. Jakarta:
Granit, 2014
Suriasumantri, J.S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta: Sinar Harapan, 1990
Harrah's Atlantic City Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusFind Harrah's 고양 출장안마 Atlantic City Casino & Hotel 안산 출장마사지 reviews, photos and 순천 출장샵 prices. Rating: 2.8 · 21 reviews 파주 출장샵 · 의왕 출장샵 Price range: $