Senin, 08 Januari 2018

Metodologi Penelitian

Muhammad Fadhlan Syaifudin
NIM: 151410507
Ushuluddin 5B
Institut PTIQ Jakarta





LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN



                   Langkah dalam melakukan sebuah penelitian suatu hal yang sangat penting dipahami oleh seorang peneliti, tanpa memahami langkah-langkah penelitian  suatu penyebab timbulnya kesulitan bagi  peneliti dalam melakukan proses penelitian. Maka banyak di Indonesia mahasiswa yang belum mampu melakukan penelitian dengan baik karna kurangnya  pemahaman tentang pengetahuan  penelitian.
            Langkah-langkah penelitian di bidang ilmu pengetahuan disebut juga “Metodologi Penelitian”. Metodologi Penelitian merupakan ilmu mengenai jenjang-jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses penelitian. Atau ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mencari, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.[1]Pengetahuan (knowledge) diartikan sebagai kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil pengunaan panca indera. Pengetahuan bertujuan untuk mendapatkan kepastian dan menghilangkan prasangka dari akibat ketidak pastian itu. Pengetahuan itu jika disusun secara sistematis dengan mengunakan kekuatan pikiran, dan itu selalu dapat diperiksa dan ditelaah/dikontrol dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya (objektif), maka pengetahuan tersebut disebut “ilmu pengetahuan” (science).

A.    Langkah-langkah Penelitian
            Karena metode Penelitian ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1.       Pengajuan Masalah
            Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah. Secara operasional suatu gejala baru dapat disebut masalah bila gejala itu terdapat dalam sutuasi tertentu. Sedangkan Menurut Fisher, dkk (1983), masalah diartikan senbagai:
~  Suatu kesulitan yang dirasakan oleh seseorang;
~  Suatu perasaan yang tidak menyenangkan seseorang atas fenomena yang ada/terjadi; atau
~  Suatu ketidak sesuaian atau penyimpangan yang dirasakan atas apa yang seharusnya dan apa yang ada/terjadi.

            Dalam pengajuan masalah dapat dibahas pembagiannya sebagai berikut:
a.       Latar belakang masalah
            Perlu disadari pada hakikatnya suatu masalah tidak pernah berdiri sendiri dan terisolas oleh faktor lain. Selalu terdapat konstelasi yang merupan latar belakang dari suatu masalah tertentu apakah itu latar belakang ekonomi, sosial,politik, kebudayanaan atau faktor-faktor lainya. Dalam penulisan usulan penelitian (proposal penelitian) maupun laporan penelitian, sipeneliti perlu menjelaskan hal-hal yang melatarbelakangi masalah tersebut, yakni memberikan gambaran yang lengkap tentang latar belakang dari masalah yang diteliti. Gambaran tersebut menunjukan bahwa masalah yang diteliti memang benar-benar penting. Dengan kata lain, peneliti perlu mengidentifikasi situasi masalah dengan tepat dan jelas. Jika tidak, sponsor, pembimbing, atau orang lain yang menbaca proposal penelitiannya tidak merasa pasti atau tidak tahu mengapa masalah tersebut diteliti.

b.      Identifikasi Masalah
            Merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah di mana suatu obyek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Contoh dalam lingkup pemerataan kesempatan menikmati pendidikan formal dalam bidang keagamaan/madhrasah, umpamanya maka inovasi pendidikan non formal, segera menampakan diri sebagai suatu masalah.

c.       Pembatasan Masalah
            Merupakan upaya untuk menetapkan batasan-batasan permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan  faktor mana saja yang termasuk ke dalam lingkup permasalan dan faktor mana yang tidak. Sekiranya kita akan mengadakan studi perbandingan antara pendidikan formal dan pendidikan non formal umpamanya, maka ruang lingkup permasalahan itu harus dibatasi dengan mengemukakan serangkanian pertanyaan, seperti dari segi mana studi perbandingan itu akan didekati: apakah dari segi efisiensi, sfektifitas,ekonomi,sosiologi, kultural atau proses belajar-mengajar.
Dengan pembatasan-pembatasan ini maka fokus masalah menjadi bertambah jelas yang memungkinkan kita untuk merumuskan masalah dengan baik.

d.      Perumusan Masalah
            Merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin kita carikan jawabanya. Atau dengan kata lain, perumusan masalah merupakan peryataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Masalah yang dirumuskan dengan baik, berarti sudah setengah menjawab. Perumusan masalah yang baik bukan saja membantu memusatkan pikiran namun sekaligus mengarahkan juga cara berfikir kita.
           
            Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai berikut:
1.      Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya.
2.      Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok permasalahan.
3.      Rumusan masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari cara pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur.


e.       Tujuan Penelitian
            Pernyataan mengenai ruang lingkup dan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.

f.       Kegunaan Penelitian
            Merupakan manfaat yang dapat dipetik dari pemecahan masalah yang dapat dari penelitian.


2.      Penyusunan Kerangka Teoretis dan Pengajuan Hipotesis
            Kerangka teoritis adalah kerangka berfikir kita yang bersifat teoritis atau konsepsional mengenai masalah yang akan kita teliti. Kerangka berfikir tersebut mengambarkan hubungan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diteliti. Jadi kerangka teoritis    merupakan teori yang kita buat untuk memberikan gambaran yang sitematis mengenai masalah yang akan kita teliti. Teori itu masih bersifat sementara yang akan kita buktikan kebenarannya. Kebenaran dari hubungan antar konsep itu nantinya kita buktikan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang kita rumuskan berdasarkan hubungan konsep-konsep tadi. Dalam hal ini hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian kita.

3.      Pengujian Hipotesis
            Setelah kita berhasil merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari pengetahuan ilmiah yang relevan maka langkah berikutnya ialah mengiji hipotesis tersebut secara empiris. Artinya melakukan verifikasi apakah peryataan yang terkandung oleh hipotesis yang diajukan tersebut didukung atau tidak oleh kenyataan yang bersifat faktual.Masalah yang dihadapkan dalam verifikasi ini adalah bagaimana prosedur dan cara dalam mengumpulkan dan analisis data agar kesimpulan ditarik memenuhi persyaratan berfikir induktif. Penetapan prosedur dan cara ini disebut juga metodologi penelitian yang merupakan persiapan sebelum verifikasi dilakukan.
            Setiap penelitian pada hakikatnya mempunyai metode penelitian masing-masing dan metode penelitian tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian . Maka kegiantan utama dalam penyusunan metodologi penelitian adalah menyatakan secara lengkap dan operasional tujuan penelitian yang mencakup bukan saja variabel-variabel yang akan diteliti dan karakteristik hubungan yang akan diuji melaikan sekaligus juga tingkat keumunan dari kesimpulan yang ditarik seperti tempat, waktu, kelembagaan dan sebagainya. Berdasarkan tujuan penelitian penelitian maka kita dapat memilih metode penelitian yang tepat beserta teknik pengambilan contoh dan teknik penarikan kesimpulan yang relevan.
            Teknik dalam penelitian harus dipilih yang sesuai dengan perumusan hipotesis. Seperti jikan umpamanya terdapat teknis analitis statistika yang berberbedan dalam hal dalam menentukan perbedaan antara variabel . Sekiranya hipotesis kita menyatakan bahwa, tidak terdapat perbedaan prestasi IPA di SD antara pendidikan formal dan non formal, maka teknis analitis data, atau lebih tepat di rumuskan bentuk statistika yang digunakan dalam pengjujian hipotesis. Pengajuan hipotesis dalam kerangka teoretis cukup diekspresikan dengan hipotesis konseptual yang dinyatakan dalam bentuk nonstatistis.


4.      Hasil Penelitian
            Setelah perumusan masalah, pengajuan hipotesis dan penetapan metodologi penelitian maka sampailah kepada langkah melaporkan apa yang kita temukan berdasarkan hasil penelitian. Sebaiknya bagian ini betul-betul dipergunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan selama penelitian untuk menarik kesimpulan penelitian.
            Dalam membahas hasil penelitian maka harus diingat bahwa tujuan kita adalah menbandingkan kesimpulan dengan hipotesis yang diajukan.Secara sistematis dan terarah maka data yang telah kita kumpulkan terdebut kita olah, deskripsikan, bandingkan dan evaluasi apakah data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Pada hakikatnaya sebuah hasil penelitian yang biak tidak berhenti pada kesimpulan apakah sebuah hipotesis diterima atau ditolak melainkan dilengkapi dengan evaluasi mengenai kesimpulan tersebut. evaluasi yang mencakup masalah bisa merupakan saran-saran yang bermanfaat bagi peneliti lain yang mungkin berminat untuk mengkaji masalah itu lebih lanjut.



Daftar Pustaka
Adi, rianto. Metodologi penelitian sosial dan hokum. Jakarta: Granit, 2014
Suriasumantri, J.S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan, 1990 


1 komentar:

  1. Harrah's Atlantic City Casino & Hotel - Mapyro
    Find Harrah's 고양 출장안마 Atlantic City Casino & Hotel 안산 출장마사지 reviews, photos and 순천 출장샵 prices. Rating: 2.8 · ‎21 reviews 파주 출장샵 · 의왕 출장샵 ‎Price range: $

    BalasHapus

Studi Naskah Tafsir_As-Sya`rawi_ An Nisa` 1-3_Poligami

Tafsir As-Sya`rawi An-Nisa 1-3 (Poligami) Disusun Oleh : Muhammad Fadhlan Syaifudin , Muhammad Muthiurridlo , Ikrom Najibuddin Fakultas...