Senin, 08 Januari 2018

Makalah Asbabun Nuzul Al-Qiyamah Ayat: 16-19


Makalah Asbabun Nuzul Surah Al-Qiyamah Ayat: 16-19
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asbabun Nuzul
Dosen Pengampu: Hidayatullah, MA


Disusun oleh: Muhammad Fadhlan Syaifudin
NIM: 151410507
Fakultas Ushuluddin
Institut PTIQ Jakarta
2017
  


   PEMBAHASAN
A. Ayat dan Terjemah
             (16) Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur'an karena hendak                                     cepat-cepat (menguasai) nya.
            (18) Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.
            (19) Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.

B. Asbabun Nuzul

عن ابن عباس , قال: كان رسول اله صلى اله عليه وسلم  إذا نزل عليه الوحي يحرك به لسانه يريد أن يحفظه, فأنزل اله الآيات (أخرجه البخاري)
وعن ابن عباس: أن رسول اله صلى اله عليه وسلم كان يعلج من التنزيل شدة فكان يحرك به لسانه وشفتيه مخافة أن يتفلت منه يريد أن يحفظه فأنزل الله تعالى: (لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ .. إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ) يقول إن علينا أن نجمع في صدرك ثم تقرأه ( فَإِذَا قَرَأْنَاهُ ) يقول: فإذا أنزلناه عليك ( فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ) يقول فاستمع له وأنصت ( ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ ) يقول: أن نبينه بلسانك فتقرأه, فكان رسول الله بعد ذلك إذا أتاه آتاه جبريل أطرق واستمع، فإذا ذهب جبريل قرأه كما أقرأه الله تعالى[1]
(أخرجه البخاري والمسلم)
Dari Ibnu Abbas RA Ia berkata; ketika wahyu turun kepada Rasulullah SAW, beliau menggerakkan lidahnya karena ingin cepat menghafalnya. Maka kemudian Allah SWT menurunkan ayat ini. (HR. Bukhori).
Dan dari Ibnu Abbas RA bahwasanya Rasulullah SAW mengalami turunnya wahyu kepada beliau ini berat, karena itulah sebabnya Rasulullah sering menggerak-gerakkan lidah dan kedua bibir beliau untuk mengikuti pembacaan wahyu itu. Karena beliau juga ingin cepat menghafalnya. Maka kemudian Allah SWT menurunkan ayat   لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ    Ibnu Abbas RA berkata: maksudnya adalah sesungguhnya atas tanggungan Kami (Allah) -lah mengumpulkannya di dalam dadamu (Nabi Muhaamad) dan mengungkapkannya. Kemudian Firman-Nya  فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَه, Ibnu Abbas menjelaskan; maksudnya adalah ketika Kami (Allah) menurunkan wahyu-Nya kepadamu (Nabi Muhammad), maka ikutilah bacaan itu, yaitu dengarkan dan simak. Kemudian firman-Nya: ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَه , Ibnu Abbas menjelaskan bahwa Allah-lah yang akan memberikan kemampuan kepada Nabi SAW membacanya. Maka Rasulullah SAW setelah turun ayat ini apabila Jibril datang, beliau mendengarkannya dan menyimaknya. Dan apabila Jibril pergi maka Nabipun membacanya sebagaimana yang telah dibacakan Jibril kepada beliau. (HR. Bukhori dan Muslim)


C. Tafsir Surat Al-Qiyamah Ayat 16-19[2]

            Jadi diantara cara wahyu turun kepada Rasulullah SAW yaitu dengan didiktekan oleh Malaikat Jibril AS. Ketika wahyu itu turun kepada Rasulullah dalam bentuk didiktekan oleh Jibril, Rasulullah suka tergesa-gesa karena khawatir tidak bisa menghafalnya secepat yang dibacakan oleh Jibril. Maka ketika Jibril belum selesai membacakan wahyunya, Rasulullah sudah menghafal kalimat-kalimat pertama, yaitu dengan menggerak-gerakkan kedua bibir beliau. Ini menunjukkan betapa wahyu itu berat turun kepada Rasulullah. 
           


Ibnu Katsir mengatakan:
هذا تعليم من الله لرسوله في كيفية تلقيه الوحي من الملك فإنه كان يبادئ للأخذ ويسابق الملك في قراءته[3]
            Ini adalah pengajaran Allah SWT kepada Rasul-Nya tentang tata cara mengambil            wahyu dari malaikat Jibril AS. Dimana Nabi SAW tadinya tergesa-gesa, mendahului   malaikat Jibril dengan membacanya karena takut lupa. Lalu Allah-pun memerintahkan     agar Rasulullah SAW mendengarkan dulu, dan Allah yang akan menjamin untuk Rasul tidak akan lupa selamanya.
            Karena adalah sudah tugas Allah untuk menjadikan Nabi SAW hafal dan hafalannya tidak hilang, sebab tugas Nabi SAW adalah menyampaikan wahyu. Dan Allah tugaskan malaikat Jibril AS untuk menyampaikan wahyu kepada beliau, kemudian Allah yang akan mengokohkan hafalan itu di dalam dada Nabi SAW. Dan sudah kewajiban kita untuk meyakini bahwa Rasulullah SAW tidak mungkin salah dalam menyampaikan risalah. Karena beliau SAW adalah ma`shum (terlindung dari kesalahan) dalam menyampaikan risalah.
            Setelah Allah SWT jadikan Nabi SAW hafal, Allah menjamin akan menjelaskan ma`na-ma`na ayat-ayat tersebut  dan menjadikan Nabi SAW paham akan ma`na-ma`na ayat-ayat tersebut. Dan tentunya Rasulullah SAW adalah orang yang paling tahu dan paling paham akan Al-Qur`anul karim.
            Dalam ayat ini (ayat ke-18) terdapat adab menimba ilmu, yaitu seorang pelajar hendaknya tidak segera bertanya kepada guru sebelum guru selesai menerangkan. Demikian pula ketika di awal ucapannya ada yang perlu dibetulkan atau dianggap kurang sesuai, ia pun seharusnya tidak segera membetulkan atau memotong ucapan gurunya sampai ucapan gurunya  selesai terlebih dahulu.







Daftar Pustaka
Abdul Ghoniy Al Qodhi, Abdul Fattaah. 2012. Asbab an-Nuzul an as-Shohabah wa al-     Mufassirin. Iskandaria: Dar as-Salam
Departemen Agama RI. 2010. Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). Jilid X.       Jakarta: Penerbit Lentera Abadi
Ibnu Katsir, Ismail Ibnu Umar. 2014. Terjemah Tafsir Ibnu Katsir
Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi`i. 2007. Shahih Asbabun Nuzul. Jakarta Timur: Pustaka As-       Sunnah



                [2] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan), Jilid X, (Jakarta: Penerbit Lentera Abadi, 2010).
                [3]Dikutip dari kajian Hadits Asbabun Nuzul Surah Al-Qiyamah 16-19 oleh DR. Abu Himam Zainuddin di Masjid As-Salam Jatiluhur Jaya 11. Bekasi. 5 Nov 2016/ 5 Shofar 1438 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Studi Naskah Tafsir_As-Sya`rawi_ An Nisa` 1-3_Poligami

Tafsir As-Sya`rawi An-Nisa 1-3 (Poligami) Disusun Oleh : Muhammad Fadhlan Syaifudin , Muhammad Muthiurridlo , Ikrom Najibuddin Fakultas...